” Allah Tidak Cerewet seperti Kita ” Islam itu mudah, jangan dipersulit ( Emha Ainun Nadjib )

Semakin tinggi kecerdasan dalam bersyukur, semakin indah hidup ini. Sesuatu yang awalnya terasa tidak enak akan jadi indah jika dimaknai dengan rasa syukur.

Sebuah kalimat indah penuh makna tertulis dalam sebuah buku karya Emha Ainun Najib. Setiap kata disuguhkan dengan begitu ringan dan mudah dipahami pembaca. Saya yang awam pun sampai terkagum dan mulai menyadari bahwa betapa hingga dewasa ini ilmu saya sangat sedikit mengenai hidup. Apalagi jika membaca mengenai pemahaman agama, yang ternyata apa yang kita lihat sekarang ini belum tentu benar dan salah. Sejatinya apa yang dipilih setiap manusia memiliki kebenaran jika masih dalam koridor dan aturan Allah swt. Adapun yang terjadi di dunia saat ini beragamnya mahzab dan pendapat seharusnya tidak menjadikan manusia masuk dalam sebuah pertengkaran, apalagi mengkafir-kafirkan golongan tertentu yang berbeda ucapan dan gaya beribadahnya hingga merasa paling benar dan masuk surga sendiri.

Buku ini sungguh luar biasa hebat, sampai-sampai saya menjadi sangat kagum terhadap Cak Nun panggilan akrab dari seorang budayawan dan tokoh intelektual Muhammad Ainun Nadjib. Bukan hanya itu, jika pembaca mampu masuk dalam jiwa penulis dalam setiap kalimatnya, anda juga akan ikut memahami dan memaknai arti hidup manusia sebenarnya. Bagaimana cara memperlakukan orang lain, bagaimana cara mencintai Allah swt, dan bagaimana cara akrab dengan Allah swt sehingga ibadah kita ikhlas dan ikhsan karena cinta kepada Alloh swt. Di dalam buku ini juga diberikan contoh konkret bagaimana perjalanan beliau berdakwah, diceritakan ketika Kiai Kanjeng ke Dolly, pelacuran terbesar se-Asia Tenggara itu libur. Semua pekerjanya langsung memakai jilbab ! Bayangkan saja, ribuan PSK pakai jilbab semua. Disana beliau tidak peduli kenapa mereka di Dolly, karena pastinya yang datang ke Dolly atau menjadi penghuni Dolly, ini bukan karena moral, tapi karena dorongan lain. Beliau hanya peduli satu yaitu ” Sampai berapa lama lagi mereka di Dolly ?”. Mungkin kalau saya boleh mengatakan cara berdakwah beliau itu unik dan sangat berperikemanusiaan. Beliau mencoba memahami hati manusia dan mengajak dengan cara yang sangat sopan, tidak merendahkan dan tidak semua orang apalagi yang terkenal ulama atau ustadz punya pemikiran seperti itu lho !

Terdapat 14 bab yang dikupas dalam buku luar biasa ini.  Salah satu babnya adalah memaknai tentang " Tuhan Bekerja Keras Untuk Manusia " Tuhan tidak mengajarkan sukses, Tuhan tidak mengajarkan berhasil. Yang Tuhan ajarkan hanya satu berjalan di jalan yang benar, dengan tujuan yang benar,  dan jalan yang benar. Jalan Terus. Kita harus yakin bahwa Allah mempunyai skenario terbaik untuk kita semua dan Allah pasti menerima semua amalan kita. Kuncinya kita harus terus yakin dan yakin. Misalnya membaca Al Quran, harus yakin amalan bacaan kita pasti diterima. Kalau hati ikhlas dalam membaca Al Quran, yakinlah amalan Anda itu diterima. Jangan meragukannya. Satu hal lagi, beliau mengatakan bahwa hal yang sukar dan bisa menjadikan Anda punya kesanggupan ikhlas melakukan sesuatu baik meski sesungguhnya tidak suka. Atau, ketika Anda bersedia tidak melakukannya, meski sesungguhnya sangat suka. Kalau sudah mampu seperti itu, Anda adalah manusia dewasa. Anda disebut insan kamil.  Dalam hidup yang patut kita teladani itu ya Rasulullah. Hidup Rasulullah itu lebih sengsara dari Anda semua. Jadi, kalau memang Anda umat Rasulullah dan ingin mencontoh hidup beliau, tidak usah pamer kesengsaraan. Kesengsaraan yang Anda rasakan itu mungkin tidak ada apa-apanya dibanding kesengsaraan yang dialami Rasulullah. Beliau hanya punya tiga lembar pakaian, kalau satu dipakai berarti satu di lemari dan satunya lagi dicuci. Rasulullah bahkan tidak pernah makan kenyang berturut-turut dalam satu minggu. Siti Aisyah tidak pernah memasak berturut-turut selama tiga hari. Pasti ada hari dimana Aisyah tidak bisa menyediakan makanan untuk Rasulullah. 

Ada juga bab yang mengajak kita jauh menikmati cinta allah. Beliau mengatakan bahwa ” Yang membedakan surga dengan dunia adalah kalau di dunia, surganya seseorang bisa menjadi neraka bagi orang lain” . Misalnya Anda membeli motor baru, neraka bagi tetangga Anda yang tidak mampu membeli. Anda menikahi perempuan, neraka bagi laki-laki yang tidak bisa mencapai perempuan itu. Sungguh analogi yang sangat hebat, yang saya yakin bagi Anda yang membaca buku ini semakin terperangah dan mengetahui bahwa sungguh luar biasa Allah mencintai kita. Manusia tidak bisa mengukur imannya sendiri. Yang bisa mengukur hanya Allah. Tapi tanpa harus mengukur iman sendiri, kita harus terus bergerak berusaha semakin memperkuat iman kita. Jangan terlalu memikirkan hal yang seharusnya bukan tugas Anda untuk memikirkannya. Jangan mengkahawatirkan hal-hal yang sudah dijamin oleh Allah, Al -Rahman Al -Rahim. Banyak lagi bab yang isinya betul-betul mengajak kita semakin memaknai kehidupan manusia sebenarnya. Bahkan setiap kalimat yang ada di dalam buku semua bermakna dan dapat menjadi pedoman hidup kita.

Kita memang harus belajar banyak mencari kebenaran. Tapi begitu kita dapat, jangan banggakan kebenaran itu.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai